PAC Ansor Labuan
Pimpinan Anak Cabang Labuan, Pandeglang, Banten.
Minggu, 26 Juni 2011
Konfercab XI PC GP Ansor Pandeglang (Dokumentasi) Oleh: Tubagus Nuruzaman
Ketua PC Ansor Pandeglang sedang berbincang dengan ketua PW Ansor Banten. Entah apa yang dibicarakan. Tetapi menurut informasi yang bisa dipercaya, mereka berbincang tentang kemajuan yang sudah dilakukan PAC Ansor Labuan. Lazim diketahui, PAC Ansor Labuan telah membentuk pengurus hingga tingkat desa.
Ketua DPD Golkar Pandeglang, Bpk.Wawan Gunawan, tersenyum bersalaman dengan salah seorang pengurus Ansor Kab. Pandeglang.
Bapak Aah Wahid Maulani, salah seorang pejabat dan Ketua NU Pandeglang, tersenyum lebar kepada para pengurus Ansor. Mungkin ada di antara pengurus Ansor yang lucu dan imut-imut sehingga membuat Pak Aah spontan membuka mulutnya lebar-lebar.
Bupati Pandeglang, Bapak Erwan Kurtubi sedang memberi sambutan. Erwan berharap kader Ansor mampu membangun paradigma berpikir kritis dan kemandirian ekonomi untuk kemajuan Ansor di masa yang akan datang.
Ketua PW Ansor, Lukman Hakim, sedang memberikan nasihat kepada pengurus Ansor Pandeglang agar bisa menghidupkan prinsip Aswaja, almukhafadzatu ala qodimi sholih wal akhdu bil jadidil aslah, mempertahankan atau menjaga tradisi lama yang baik dan menyerap hal baru yang maslahat. Ketua PW mewanti-wanti agar kader Ansor tidak terjebak dalam prinsip 86, mengambil keuntungan dengan cara seenaknya..
Bapak Aah Wahid Maulani sedang memberikan wejangan kepada pengurus Ansor agar mau belajar dan bekerja keras untuk kemajuan organisasi.
Terkesan serius pada wajah para hadirin. Tapi jangan-jangan di antara mereka ada yang sedang bingung mikirin utang...
Sedang bernyanyi. Tapi ada juga yang tidak ikut nyanyi karena belum hapal lagu..
Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi sedang ngobrol serius dengan salah seorang tokoh Golkar dan mantan pembesar Pandeglang, Bapak Azizul Khaer.
Bupati Pandeglang, Bpk. Erwan Kurtubi, tersenyum sembari bersalaman dengan salah seorang bintang film India, Kerukh Khan. Selain sebagai pemain film India, Kerukh Khan juga sebagai pengurus Ansor Kab. Pandeglang sekaligus pernah menjuarai Pildacil tingkat RT.
Ikrar Untuk Beramal Dan Berkarya (Dokumentasi)
Ketua PC Ansor Pandeglang sedang kongkow dengan kader Ansor kecamatan Cibaliung dan Sumur.
Para tamu undangan di Acara Pelantikan Gabungan PAC Ansor. Mereka terlihat antusias mengikuti acara. Mungkin bagi mereka acara Pelantikan Gabungan PAC Ansor di PP Annizhomiyyah Labuan ini merupakan perhelatan akbar yang pernah dilakukan di Banten.
Kader Fatayat NU Kecamatan Labuan tak kalah serius menyimak acara pelantikan.
Bupati Pandeglang Bapak Erwan Kurtubi sedang memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Erwan mengharapkan agar kader Ansor mau menjalin kerjasama dengan pemerintah dalam membangun kesadaran politik dan ekonomi masyarakat.
Bapak Eka J. Arisandi, Kades Labuan sekaligus penasehat Ansor Labuan, Bapak Romi Fahyumi, kader Ansor militan, dan Bapak Ahmad Sururi alias Atep, kader Ansor sekaligus pengagum Bung Haji Rhoma Irama.
Pada saat pelantikan...
Hadirin sedang bernyanyi. Hiduplah Indonesia Raya..............
Para pengurus Ansor Kecamatan Labuan sedang bergaya. Tampak Ketua PAC Ansor Labuan dan calon ketua umum pusat pada sepuluh tahun yang akan datang serius menghisap rokok dan menyimak jalannya acara. Hantem bleh....
Bupati Pandeglang bersama Ketua Umum PP Ansor Bapak Nusron Wahid serius menyimak acara. Mungkin bagi Nusron, inilah acara yang paling sukses dan meriah sepanjang ia mengikuti acara.
Roni Bakhroni S.Ag, ketua DPRD Pandeglang, dan Ir. H Thoni Fathoni Mukson, kader Ansor senior sekaligus anggota DPRD prov Banten, tak ketinggalan serius mengikuti jalannya acara.
Paduan Suara Annizhomiyyah Labuan pimpinan Bapak Adi Perdiana, koordinator Budaya dan Olahraga PAC Ansor Kecamatan Labuan.
Pada saat mendengarkan mars Ansor. Ansor maju satu barisan seribu rintangan patah semua...
Deden Hidayatullah, ketua panitia pelantikan gabungan PAC Ansor sekaligus Koordinator Pemberdayaan Ekonomi dan LH PAC Ansor Labuan. Hidup Ansor....
DR. KH. Ace Hasan Syadzili, sohibul ma'had Annizhomiyyah sekaligus Ketua PP Ansor, sedang memberikan sambutan.
Pengurus Ansor Pandeglang sedang merumuskan masa depan Ansor agar lebih maju...
Para senior Ansor Labuan sedang bergaya. Adakah yang masih sendiri?
Bapak Madsufi, Sekdes Sukamaju sekaligus PAC Ansor Labuan, Bapak Aip Miftahudin, pengusaha muda sekaligus Bendahara Umum PAC Ansor Labuan, sedang menunggu kedatangan Nusron Wahid, Ketua Umum PP Ansor. Pada foto ini, sekdes Sukamaju terlihat serius menghubungi Nusron Wahid yang saat itu tengah di perjalanan menuju lokasi.
Ada yang terkesan serius dan tidak. Tapi mudah-mudahan Ansor Labuan lebih semarak dan menggetarkan. Hidup Ansor!
Rabu, 22 Juni 2011
Sejarah Berdirinya Ansor
Kelahiran Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan epos kepahlawanan. GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan. Karenanya, kisah Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) sebagai bentuk perjuangan Ansor nyaris melegenda. Terutama, saat perjuangan fisik melawan penjajahan dan penumpasan G 30 S/PKI, peran Ansor sangat menonjol.
Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dari situasi ”konflik” internal dan tuntutan kebutuhan alamiah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.
Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH Abdul Wahab –yang kemudian menjadi pendiri NU– membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).
Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab, “ulama besa” sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO (yang kelak disebut GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap anggota ANO (GP Ansor).
Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU saat itu masih bersifat hubungan pribadi antar tokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad Barawi dan Abdus Salam.
Dalam perkembangannya secara diam-diam khususnya ANO Cabang Malang, mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama) yang kelak disebut BANSER (Barisan Serbaguna). Dalam Kongres II ANO di Malang tahun 1937. Di Kongres ini, Banoe menunjukkan kebolehan pertamakalinya dalam baris berbaris dengan mengenakan seragam dengan Komandan Moh. Syamsul Islam yang juga Ketua ANO Cabang Malang. Sedangkan instruktur umum Banoe Malang adalah Mayor TNI Hamid Rusydi, tokoh yang namaya tetap dikenang dan bahkan diabadikan sebagai sama salah satu jalan di kota Malang.
Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah didirikannya Banoe di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga ANO terutama yang menyangkut soal Banoe.
Pada masa pendudukan Jepang organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang termasuk ANO. Setelah revolusi fisik (1945 – 1949) usai, tokoh ANO Surabaya, Moh. Chusaini Tiway, melempar mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO. Ide ini mendapat sambutan positif dari KH. Wachid Hasyim, Menteri Agama RIS kala itu, maka pada tanggal 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor, disingkat Pemuda Ansor (kini lebih pupuler disingkat GP Ansor).
GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus BANSER (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.
Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalm setiap pergantian kepemimpinan nasional.
Langganan:
Postingan (Atom)